BLOK PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM KLAMONO

Pembagian blok di dalam kawasan konservasi TWA Klamono dibagi menjadi 4 (empat) blok pengelolaan yaitu blok perlindungan, blok pemanfaatan, blok rehabilitasi, dan blok khusus berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal KSDAE Nomor: SK.254/KSDAE/SET/ KSA.0/6/2019 tanggal 14 Juni 2019 tentang Blok Pengelolaan TWA Klamono Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat.

Blok perlindungan didalam Kawasan TWA Klamono ditetapkan berdasarkan karakteristik keanekaragaman hayati dan ekosistem yang ada didalam Kawasan. Luas area blok perlindungan sebesar 1.639,85 Ha dengan titik koordinat E 131°44’130″ dan S 1°09’150″. Vegetasi yang ada didalam blok perlindungan meliputi jenis-jenis Resak (Vatica papuana), Jabon (Neolamarckia cadamba), Merbau (Intsia bijuga), Matoa (Pometia acuminate, Pometia coreacea dan Pometia pinnata), Kayu Susu (Alstonia macrophylla dan Alstonia spectabilis), Binuang (Octomeles sumatrana), Nyatoh (Palaqium sp), Eboni (Diospyros celebica), Homalium (Homalium sp), Kayu Bugis dan jenis lainnya. Sedangkan satwa yang ada didalam areal ini ditemukan jenis Nuri Kepala Hitam (Lorius lory), Julang Papua (Rhyticeros plicatus), Cendrawasih Kuning (Paradisea minor), Elang Laut Leher Putih, jenis-jenis Raja Udang, Kakatua Putih Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) dan jenis satwa lainnya.

Deskripsi blok perlindungan di Kawasan TWA Klamono antara lain: Tipe ekosistem yang ada pada blok perlindungan TWA Klamono yaitu berupa ekosistem tipe hutan hujan tropis dataran rendah;  Blok perlindungan merupakan blok yang memiliki luasan paling besar didalam Kawasan TWA Klamono dan berbatasan dengan blok pemanfaatan, blok rehabllitasi dan blok khusus; Vegetasi yang ada didalam kawasan meliputi jenis Resak (Vatica papuana), Jabon (Neolamarckia cadamba), Merbau (Intsia bijuga), Matoa (Pometia acuminate, Pometia coreacea dan Pometia pinnata), Kayu Susu (Alstonia macrophylla dan Alstonia spectabilis), Binuang (Octomeles sumatrana), Nyatoh (Palaqium sp), Eboni (Diospyros papuana), Homalium (Homalium sp), Kayu Bugis dan jenis lainnya. Sedangkan satwa yang ada didalam areal ini ditemukan jenis Nuri Kepala Hitam (Lorius lory), Julang Papua (Rhyticeros plicatus), Cendrawasih Kuning (Paradisea minor), Elang Laut Leher Putih, jenis-jenis Raja Udang, Kakatua Putih Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) dan jenis satwa lainnya; Dipercaya sebagai Soo (dalam Bahasa Moi) atau tempat peristirahatan terakhir roh yang telah meninggal dunia, sehingga tempat ini disakralkan dan tidak adanya aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat sekitar maupaun marga setempat.

Blok pemanfaatan didalam Kawasan TWA Klamono ditentukan berdasarkan letak, kondisi dan potensi alam sebagai sarana rekreasi alam. Blok pemanfaatan didalam Kawasan TWA Klamono di bagi menjadi 3 (tiga) titik areal. Blok pemanfaatan pertama berbatasan dengan Kampung Kalaben seluas 35,815 Ha dengan titik koordinat 131°44’720″ dan S 1°11’906″, Blok pemanfaatan kedua berbatasan dengan kampung Klawana dan Klagala seluas 26,234 Ha dengan titik koordinat E 131°46’247′ dan S 1°08’725″ dan blok pemanfaatan ketiga berbatasan dengan kampung Wonosari seluas 40,761 Ha dengan titik koordinat E131°42’974″ S 1°08’004″. Potensi sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar adalah Tali kuning (Arcangelisia flava), Lingua dan daun gatal (Laportea decumana) yang bermanfaatvsebagai tumbuhan obat. Langsat (Lansium domesticum), Cempedak (Artocarpus integer), Matoa (Pometia acuminate; Pometia coreacea dan Pometia pinnata) sebagai penghasil buah. Pandanus dan kulit kayu yang bermanfaat sebagai bahan pembuat kerajinan tangan. Melinjo (Gnetum gnemon) dan jenis tumbuhan lain yang berpotensi sebagai sayuran.

Deskripsi blok pemanfaatan di Kawasan TWA Klamono antara lain: Tipe ekosistem yang ada pada blok pemanfaatan di TWA Klamon yaitu berupa ekosistem tipe hutan hujan tropis dataran rendah; Terdapat Sungai Klagene yang berada di Kampung Wariauw yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memancing; Vegetasi yang ada didalam kawasan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar adalah Tali kuning (Arcangelisia flava), Lingua dan daun gatal (Laportea decumana) yang berpotensi sebagai tumbuhan obat. Langsat (Lansium domesticum), Cempedak (Artocarpus integer), Matoa (Pometia acuminate; Pometia coreacea dan Pometia pinnata) yang memiliki potensi sebagai penghasil buah. Pandanus dan kulit kayu yang berpotensi sebagai bahan pembuat kerajinan tangan. Melinjo (Gnetum gnemon) dan jenis tumbuhan lain yang berpotensi sebagai sayuran; Potensi satwa liar didalam kawasan berupa burung paruh bengkok dan jenis satwa endamik dapat dikunjungi dan dijadikan sebagaii area birdwatching. Terdapat juga jenis Rusa timor (Rusa timerensis) yang ada didalam Kawasan ini dapat dijadikan sebagai peluang rekreasi.

Blok rehabilitasi didalam Kawasan TWA Klamono di bagi menjadi tiga lokasi dengan luasan sekitar 118,38 ha. Lokasi pertama blok rehabilitasi berbatasan dengan kampung Kalaga dengan titik koordinat yaitu E 131°45’690′ dan S 1°10’615″. Lokasi ini merupakan areal bekas tebangan, lokasi camp pekerja dan titik kebun. Ditemukan seluas ± 93 ha lahan yang rusak sehingga struktur vegetasinya telah mengalami banyak perubahan, penutupan vegetasi utama kurang sehingga intensitas masuknya sinar matahari kurang dari 50%. Lokasi kedua blok rehabilitasi berbatasan dengan kampung Kalaben dengan titik koordinat yaitu E131°45’328′ dan S 1°07’532″. Lokasi ini merupakan areal bekas tebangan yang dilakukan oleh masyarakat untuk pembukaan kebun baru. Ditemukan seluas ± 0,94 ha lahan yang rusak sehingga struktur vegetasinya telah mengalami banyak perubahan, penutupan vegetasi utama kurang sehingga intensitas masuknya sinar matahari kurang dari 50%. Lokasi ketiga blok rehabilitasi berbatasan dengan kampung Wonosari dengan titik koordinat yaitu E131°431’934″ dan S-1°067’116″. Lokasi ini merupakan areal bekas tebangan. Ditemukan seluas ± 24,44 ha lahan yang rusak sehingga struktur vegetasinya telah mengalami banyak perubahan, penutupan vegetasi utama kurang sehingga intensitas masuknya sinar matahari kurang dari 50%.

Berdasarkan hasil inventarisasi pada lokasi pertama, kedua dan ketiga ditemukan beberapa jenis pohon yaitu Vatica papuana , Artocarpus altilis, Pandanus tectorius, Manihot esculenta, Piper aduncum, Colocasia esculenta, Carica papaya, Abelmoshcus sp., Bauhinia sp., Pometia pinnata, Solanum torvum, Dryopteris, Neolamarkia cadamba, Paspalum conjugatum var. Pubescens dan Pteris sp. Sedangkan pada lokasi kedua ditemukan jenis Artocarpus altilis, Pandanus tectorius, Manihot esculenta, Piper aduncum, Colocasia esculenta, Carica papaya, Abelmoshcus sp., Bauhinia sp., Pometia pinnata, Solanum torvum, Dryopteris, Neolamarkia cadamba, Paspalum conjugatum var. Pubescens, Pteris sp., Musa sp.

Blok khusus yang terdapat didalam Kawasan TWA Klamono berada pada titik koordinat : E131°431’862″ dan S °066’751″ dengan luas areal sekitar 48,33 Ha berupa bangunan jalan dengan lebar ±3 meter. Jalan tersebut telah diperuntukkan sebagai daerah lintas sejak tahun 1944 yang menghubungkan kampung Kalaben hingga kampung Mlais. Jalan tersebut sering dilintasi kendaraan pribadi maupun kendaraan perusahaan seperti seperti PT.Pertamina. (SM)