Keanekaragamanan Satwa dilindungi di Suaka Margasatwa Laut Pulau Sabuda dan Pulau Tataruga

Fakfak, 16 September 2019. Dalam rangka mengimplementasikan scientific based decision support system, salah satu dari sepuluh cara baru dalam mengelola kawasan konservasi, Balai Besar KSDA Papua Barat melakukan kegiatan survey populasi dan monitoring satwa dilindungi di SML P. Sabuda dan P. Tataruga atau yang lebih dikenal masyarakat dengan Pulau Pisang, Kabupaten Fakfak. Akses menuju kawasan yang cukup menantang, yakni melewati laut lepas penuh ombak, membuat kawasan konservasi ini sulit untuk dicapai. Meskipun sulit untuk dicapai, namun turis dan nelayan lokal masih sering datang ke kawasan ini karena potensi alamnya yang tinggi.

Berdasarkan SK Penunjukan kawasan dan informasi dari masyarakat pemilik hak ulayat, terdapat beberapa satwa langka dan dilindungi di SML Sabuda Tuturuga, yaitu Ketam Kenari (Birgus latro), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Ibis sendok raja (Platalea regia), Daralaut Tengkuk-hitam (Sterna sumatrana), dan Elang Laut Perut Putih (Haliaeetus leucogaster). Berdasarkan hasil penelitian dari Balai Besar KSDA Papua Barat, masih terdapat beberapa spot populasi untuk jenis-jenis satwa dilindungi tersebut. Penelitian terkait studi populasi dan monitoring satwa dilindungi harus rutin dilakukan untuk mengontrol kelestarian mereka di alam. Jarang terjamah oleh manusia membuat keberadaan satwa-satwa tersebut tetap lestari. Selain itu, status kawasan berupa kawasan konservasi memperkuat keutuhan ekosistem SML. P. Sabuda dan P. Tataruga

Masyarakat pemilik hak ulayat, yakni Masyarakat Petuanaan Rumbati, sangat mendukung dan antusias dalam kegiatan konservasi di SML. P. Sabuda dan P. Tataruga. Bahkan mereka telah melakukan penangkaran semi alami-hatchery untuk melindungi telur penyu dari predator soa-soa (biawak). Selain itu, masyarakat melaporkan pernah ada turis mancanegara dan nelayan dari luar Fakfak yang masuk tanpa izin. Menurut masyarakat setempat, keberadaan dan keberlangsungan kawasan ini sangat penting, mengingat kawasan ini merupakan kawasan bertelur penyu dan tempat pemijahan ikan. Penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat setempat dan generasi penerus (anak-anak) juga telah dilakukan. Untuk memperkuat pengamanan di dalam kawasan, direncanakan akan dibentuk Masyarakat Mitra Polhut (MMP) dan satu bangunan pos jaga di dalam kawasan. Selain itu juga akan dilakukan koordinasi dengan Dinas Perikanan Kabupaten Fakfak dan Lembaga Swadaya Masyarakat Conservation International untuk meningkatkan keberhasilan pengelolaan kawasan. Diharapkan kedepannya pengelolaan kawasan Suaka Margasatwa Laut Pulau Sabuda dan Pulau Tataruga akan menjadi lebih baik dan lebih efektif (RS).