MENGUNGKAP INFO AKTUAL MANFAAT TERSEMBUNYI BIODIVERSITAS ENDEMIK SARANG SEMUT
Oleh: Rahmat Yuliandri
“Juara 5 dalam kompetisi menulis Balai Besar KSDA Papua Barat”
Papua Barat merupakan daerah dengan biodiversitas biota tertinggi di Dunia. Banyak spesies makhluk hidup terdapat di Papua Barat yang tidak ditemukan di daerah lain, dan tentunya perlu dilakukan upaya-upaya konservasi. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Barat telah banyak memberikan sumbangsih bagi lestarinya Sumber Daya Alam di Papua Barat yang telah tertuang dalam program-program kerjanya serta dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Salah satu tumbuhan yang dapat ditemukan di Papua yaitu tanaman sarang semut (Myrmecodia pendans). Tumbuhan ini disebut sarang semut karena digunakan oleh semut-semut sebagai tempat tinggalnya. Sarang semut yang telah dikeringkan dapat kita temui dijual di pasar-pasar di Papua. Sarang semut kering banyak dikirim ke kota-kota besar di Indonesia Barat sebagai obat.
Sarang semut merupakan tumbuhan khas Papua yang banyak ditemui menempel pada tumbuhan bakau dan pegunungan di Pulau Papua. Jadi, semakin banyak tumbuhan bakau yang tumbuh di pesisir Papua Barat, maka akan semakin luas pula kemungkinan sarang semut ini tumbuh. Salah satu upaya memperbanyak tumbuhan bakau yaitu dengan cara penanaman bibit tumbuhan bakau, seperti yang kami lakukan pada Bulan Maret 2021 di Kawasan bakau Kota Sorong, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi. Kegiatan semacam ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap eksistensi sarang semut di Papua Barat.
Namun di balik itu semua, mungkin masih banyak masyarakat Indonesia bahkan masyarakat di Papua Barat sendiri yang belum mengenal manfaat dari tumbuhan sarang semut ini, terutama hasil-hasil penemuan para peneliti akhir-akhir ini. Mungkin, manfaat yang cukup dikenal masyarakat adalah manfaatnya sebagai anti kanker, tetapi ada banyak manfaat besar yang lain yang mungkin belum kita ketahui.
Terdapat 71 spesies sarang semut dari genus Myrmecodia dan Hypnophytum, dan dari spesies-spesies tersebut, hanya 3 spesies yang dimanfaatkan untuk pengobatan, salah satunya yang paling banyak dimanfaatkan adalah Myrmecodia pendans. Masing-masing spesies sarang semut dihuni oleh spesies semut yang berbeda. Sarang semut jenis Myrmecodia pendans dihuni oleh semut jenis Ochetellus sp.
Beberapa fakta manfaat sarang semut tersebut diantaranya:
1.Anti-kanker
Penelitian-penelitian terdahuli telah membuktikan bahwa dengan meminum rebusan sarang semut secara rutin dapat mencegah dan mengurangi pertumbuhan kanker. Senyawa yang berperan dalam hal ini adalah senyawa-senyawa polifenol dan flavonoid.
2. Anti-bakteri
Tingginya kadar tannin yang terdapat pada tumbuhan ini dapat berfungsi sebagai antibakteri terutama dalam organ pencernaan. Dengan meminum rebusan sarang semut dapat menghentikan diare dalam waktu singkat. Hal ini dikarenakan kandungan tannin dalam sarang semut efektif dalam melumpuhkan bakteri membahayakan dalam saluran pencernaan.
3. Anti-virus
Senyawa Flavonoid memiliki potensi dalam berikatan dan merusak RNA dari SARS CoV-2, sehingga menjadi kandidat obat covid 19. Flavonoid yang berpotensi unuk dikembangkan menjadi profilaksis atau terapi melawan penyakit coronavirus 2019 (Ngwa, 2020). Sarang semut memiliki kandungan Flavonoid sebesar 61,8 mgQe/g.
4. Pengawet alami ikan
Dalam jurnal terbaru yang ditulis oleh Yuliandri tahun 2019, ekstrak sarang semut dapat menghambat pertumbuhan bakteri potensial yang terdapat pada ikan, yaitu Escherichia coli, Vibrio parahaemolyticus, dan Listeria monocytogenes. Penelitian ini merpakan penelitian pertama yang mengeksplorasi peran sarang semut dalam menghambat pertumbuhan bakteri pada ikan. Dengan demikian, ikan dengan perlakuan pencelupan rebusan sarang semut sebelum penyimpanan, memiliki umur simpan dan daya tahan lebih lama, dikarenakan bakteri merupakan penyebab utama kebusukan ikan.
Papua memiliki biodiversitas perikanan yang melimpah, namun dalam memasarkan hasil tangkapannya, para nelayan di Papua berpacu dengan singkatnya umur simpan ikan, karena ikan segar hanya bertahan selama sekitar 14 hari menggunakan es. Selanjutnya, ikan akan mengalami proses penurunan mutu sampai pada kondisi yang tidak layak dikonsumsi. Seperti yang pepatah sampaikan bahwa setiap penyakit ada obatnya dan semua permasalahan pasti ada ada pemecahannya, maka masyarakat di Papua dianugerahi biodiversitas tumbuhan yang beraneka ragam yang salah satunya adalah sarang semut, sebagai pemecahan masalah pengiriman ikan. Dengan harganya yang relatif murah, air rebusan sarang semut ini dapat digunakan sebagai media pengawetan ikan, sehingga ikan yang tidak habis dipasarkan dapat bertahan lebih lama Ketika disimpan, demikian pula dengan ikan-ikan yang dikirim keluar Pulau, yang pada akhirnya akan dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dan penjual ikan di Papua, dan meningkatkan taraf hidup mereka.
Dengan mengetahui manfaat keberadaan sarang semut di Papua Barat, diharapkan supaya masyarakat dapat memanfaatkannya untuk kehidupan dan berperan aktif medukung program-program BKSDA Papua Barat dengan melakukan upaya-upaya pelestarian tumbuhan pada khususnya, dan Sumber Daya Alam di Papua Barat pada umumnya,