PUNCAK HKAN 2020: BBKSDA PAPUA BARAT PERINGATI BERSAMA STAKEHOLDER DI TWA SORONG DAN GUNUNG MEJA
Sorong dan Manokwari, 10 Agustus 2020. Hari Konservasi Alam Nasional mulai diperingati sejak tahun 2009, lebih tepatnya sejak ditetapkannya Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Hari Konservasi Alam Nasional oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Diharapkan dengan diperingatinya HKAN setiap tahunnya, seluruh masyarakat semakin peduli terhadap perlindungan sumber daya alam hayati dan ekosistemya.
Pada HKAN tahun ini diusung tema “Nagara Rimba Nusa: Merawat Peradaban Menjaga Alam” yang menggambarkan bahwa semangat konservasi alam di era peradaban maju menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk generasi masa kini ketika kemajuan teknologi, pola hidup,berpikir terbuka, terbatasnya waktu dan tuntutan kualitas hidup semakin meningkat dan menjadi suatu kebanggaan dan kebutuhan untuk melaksanakannya.
Peringatan HKAN Tahun 2020 oleh BBKSDA Papua Barat tidak hanya dilaksanakan pada hari ini, namun juga telah dilaksanakan sejak bulan april dalam rangka “Road to HKAN” dimana kegiatan yang dilakukan antara lain mengikuti lomba foto dan video Virtual Petualangan Alam Indonesia, melakukan kampanye secara online, serta pemberian materi konservasi kepada mahasiswa oleh Plt. Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat.
Peringatan yang dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2020 di TWA Sorong dan Gunung meja ini merupakan ini Puncak HKAN 2020. Serangkaian acara di TWA Sorong dan Gunung Meja dilaksanakan guna mengingatkan kembali kepada masyarakat akan pentingnya sumber daya alam bagi kehidupan manusia dan pentingnya konservasi dalam menjaga ketersediaan sumber daya alam tersebut.
Puncak HKAN 2020 di TWA Sorong
Acara dihadiri oleh BLH Kota Sorong, Pasmar 3 Sorong, KPHL Kota Sorong, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sorong, Bank Sampah Sorong Raya, Ibu Ani Malaseme (tokoh masyarakat adat Moi), RAPI Region 29 Wil 01 Kabupaten Sorong, Mitra Pemanfaatan TSL BBKSDA Papua Barat, Sekber Pecinta Alam Papua Barat, Komunitas Aeroc Sorong dan SPEAK.
Serangkaian acara yang dilaksanakan yaitu Apel HKAN 2020, aksi bersih sampah, pelepasliaran satwa liar dilindungi, tour Arboretum Anggrek, penanaman beberapa jenis anggrek termasuk Anggrek Moi (Dendrobium moiorum) dan Rumah Herbarium. Acara yang dihadiri sekitar 90 orang ini dimulai pada pukul 08.30 WIT dengan kegiatan Apel berlokasi di area parkir TWA Sorong. Pada Apel ini dibacakan Sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menekankan untuk menjadikan konservasi alam sebagai bagian dari sikap hidup dan budaya bangsa.
Aksi bersih sampah dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk dari Bank Sampah Sorong Raya. Sampah yang dikumpulkan dibagi menjadi 3 jenis sampah yaitu, botol plastik, kaleng dan sampah lain yang tidak dapat didaur ulang. Sampah berupa botol plastik dan kaleng nantinya akan didaur ulang oleh Bank Sampah sedangkan sampah lainnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sebanyak 28 ekor burung dilepasliarkan di TWA Sorong pada kesempatan kali ini. Dua puluh delapan ekor burung tersebut terdiri dari 3 jenis burung dilindungi yaitu, Kakatua Jambul Kuning (Cacatua galerita triton), Kasturi Kepala Hitam (Lorius lory) dan Nuri Bayan (Eclectus roratus). Burung-burung ini didapat dari hasil patroli penertiban peredaran tumbuhan dan satwa liar (TSL) illegal serta dari penyerahan oleh masyarakat.
Rangkaian acara Puncak HKAN ini juga bertujuan untuk memperkenalkan kepada para undangan mengenai potensi wisata di Kota Sorong. Dimana TWA Sorong merupakan salah satu lokasi wisata yang menyimpan banyak potensi daya tarik wisata. Salah satu potensi yang ada di TWA Sorong adalah anggrek, dimana terdapat lebih dari 100 jenis anggrek telah terdata. Selain itu juga ditemukan anggrek jenis baru dan saat ini telah diakui secara internasional dan diberikan nama Dendrobium moiorum Saputra, Schuit., Wanma, Naive. Nama ini diberikan sebagai penghargaan kepada masyarakat adat suku Moi karena telah ikut berperan dalam kegiatan konservasi BBKSDA Papua Barat. Menyadari potensi anggrek yang begitu besar maka BBKSDA Papua Barat juga telah mengembangkan Arboretum Anggrek dan Rumah Herbarium.
“Dengan adanya arboretum anggrek dan rumah herbarium anggrek ini maka masyarakat dapat melihat anggrek baik yang hidup maupun awetannya sehingga menyadari betapa kayanya sumber daya alam hayati yang dimiliki. Selain itu, kelompok tani hutan (KTH) yang kami bina juga dapat memanfaatkan anggrek hasil budidaya tersebut sehingga mendapatkan hasil nyata dari kegiatan konservasi yang dilakukan bersama” jelas Budi Mulyanto, S.Pd., M.Si selaku Plt Balai Besar KSDA Papua Barat.
Pada akhir kegiatan Puncak HKAN Tahun 2020 ini dilakukan penanda tanganan deklarasi sadar sampah oleh perwakilan masing-masing instansi undangan. Deklarasi ini didukung penuh oleh seluruh undangan ditandai dengan pesan-pesan konservasi yang juga dituliskan pada deklarasi tersebut. Salah satu pesan konservasi yang dituliskan pada deklarasi tersebut adalah “Hiduplah untuk alam karena alam telah menghidupkanmu”.
Puncak HKAN 2020 di TWA Gunung Meja
Rangkaian kegiatan Puncak HKAN tahun 2020 di Manokwari dilaksanakan oleh staf Balai Besar KSDA Papua Barat di Manokwari dengan turut melibatkan anggota KTH Geiwor kampung Ayambori. KTH Geiwor Ayambori merupakan salah satu Kelompok Tani Hutan binaan Balai Besar KSDA Papua Barat yang berada di sekitar kawasan TWA Gunung Meja. Puncak HKAN 2020 di TWA Gunung Meja dimulai pada pukul 09.00 WIT diawali dengan apel yang dipimpin oleh Kepala Bidang KSDA Wilayah II Manokwari, Bapak Glen Eric Kangiras, S.Hut., M.Si. Kemudian dilakukan aksi bersih sampah di dalam kawasan TWA Gunung Meja.
Setelah aksi bersih-bersih sampah dilakukan kegiatan dilanjutkan dengan penanaman Aristolochia sp. yang merupakan pakan larva kupu-kupu jenis Ornithoptera priamus dan Bunga pagoda Clerodendrum japonicum yang merupakan pakan imagonya. Penanaman pakan larva dan pakan imago Ornithoptera priamus bertujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha penangkaran yang dilakukan oleh KTH Geiwor Ayambori di TWA Gunung Meja dan meningkatkan semangat konservasi masyarakat di sekitar kawasan konservasi.
Pada akhir rangakaian kegiatan, secara bersama-sama dilakukan pemanenan kepompong Ornithoptera priamus, pemanenan kali ini merupakan pemanenan ketiga kalinya sejak masa panen berlangsung. Pada pemanenan hari ini diperoleh sebanyak 20 kepompong kupu-kupu, jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan panen pada minggu sebelumnya dimana diperoleh 13 kepompong.
Melalui peringatan Hari Konservasi Alam Nasional 2020 baik di TWA Sorong maupun Gunung Meja, diharapkan masyarakat lebih megenal dan bangga akan begitu melimpahnya kekayaan sumber daya alam yang dimiliki. Dan untuk dapat menjaga kekayaan tersebut tentunya penting untuk menerapkan konservasi dalam setiap aktivitas sehari-hari. Karena seyogyanya konservasi tidak lagi melarang masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya, melainkan mengajarkan masyarakat memanfaat sumber daya alam secara berkelanjutan sehingga dapat dimanfaatkan kini dan nanti. (NAP)