BBKSDA PAPUA BARAT DAN UNIVERSITAS VICTORY SELENGGARAKAN KULIAH UMUM PENGEMBANGAN EKOWISATA
Sorong 30 Maret 2019. Dalam rangka menuju aktualisasi 10 Cara Baru Kelola Kawasan Konservasi yang diantaranya adalah menjadikan masyarakat sebagai subyek dan menjadikan sains sebagai dasar pengambilan keputusan (scientific based decision support system), BBKSDA Papua barat dan Universitas Victory Sorong menyelenggarakan kuliah umum dengan menghadirkan praktisi ekowisata dari Baloeran Ecolodge yaitu M. Nurdin Razak. Kuliah umum yang dihadiri tidak kurang dari 50 peserta dari unsur mahasiswa dan dosen Fakultas Ilmu Pertanian dan Lingkungan, Pimpinan Universitas Victory Sorong, staf dan Pejabat Struktural lingkup BBKSDA Papua Barat ini, dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Pertanian dan Lingkungan Lanny Wattimena, SP, M.Sc pada Sabtu 30 Maret 2019.
Pada kesempatan tersebut, M. Nurdin Razak yang juga seorang akademisi dan praktisi ekowisata membagikan pengalamannya dalam membangun dan mengembangkan Baloeran Ecolodge untuk membangkitkan gambaran dan motivasi peserta dalam mengembangkan ekowisata. Secara tegas, Owner Baloeran Ecolodge yang sekaligus seorang Wildlife Photographer ini memberikan tantangan bagi civitas akademika Universitas Victory Sorong untuk dapat mengembangkan ekowisata di Papua Barat dengan memulainya di Taman Wisata Alam (TWA) Sorong. Besarnya potensi ekowisata di TWA Sorong mulai dari potensi flora fauna, sosial budaya masyarakat hingga akses jalur wisatawan mancanegara yang umumnya terlebih dahulu melalui Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong untuk ke Raja Ampat, menjadi tantangan tersendiri bagi kampus Universitas Victory Sorong (Unvic) untuk berperan aktif dengan akumulasi pengetahuan ilmiahnya (scientific based) dalam pengembangan ekowisata di Papua Barat khususnya TWA Sorong yang hanya berjarak kurang lebih 2 KM dari Kampus Unvic.
Narasumber yang namanya sudah tercatat dalam buku Indonesien Stefan Loose Travel Handbucher yang menjadi salah satu buku pegangan bagi para wisatawan mancanegara ini, menekankan pada para peserta bahwa ekowisata adalah menjual konsep sehingga sangat penting mengedepankan pengetahuan bukan produk. Ekowisata adalah perpaduan antara pengetahuan lokal dan konservasi alam sehingga berkembangnya ekowisata harus diikuti oleh perubahan perilaku, pelibatan dan peningkatan keberdayaan masyarakat, serta kelestarian sumber daya alam. Pengembangan ekowisata juga sangat erat dengan adanya personal/institutional branding, oleh sebab itu keahlian-keahlian spesifik dalam bidang tertentu perlu ditonjolkan untuk menarik wisatawan minat khusus dalam berkunjung ke suatu tempat. Semua itu dapat tercapai dengan adanya kemauan yang kuat untuk memulai, komitmen dalam mewujudkan visi dan konsisten dalam menjalankan misi.
Berlangsungnya kuliah umum ini diharapkan mampu membangkitkan motivasi para peserta sekaligus mampu memunculkan para inovator muda untuk mengembangkan ekowisata di Papua Barat terutama TWA Sorong yang saat ini sedang fokus dikembangkan oleh BBKSDA Papua Barat melalui aktualisasi nilai-nilai 10 cara baru kelola kawasan konservasi. Mari kitong jaga bersama-sama dan mari kitong belajar, bermain dan berwisata ke TWA Sorong karena sepenggal isi surga ada di dalamnya. (Mt.)