DORONG PEMANFAATAN KETAM KENARI SECARA LESTARI: BBKSDA PAPUA BARAT ADAKAN PELATIHAN VALUASI KETAM KENARI

Sorong, 6 November 2019. Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat (Ir. Basar Manullang, MM) membuka kegiatan Pelatihan Valuasi Ekonomi Ketam Kenari bertempat di Ruang Rapat Cendrawasih BBKSDA Papua Barat. Pelatihan ini merupakan kerjasama BBKSDA Papua Barat bersama Concervation Internasioal (CI) Indonesia sebagai tindak lanjut upaya preemtif yang telah dilakukan oleh BBKSDA Papua Barat kepada masyarakat di Kepualaun Fam sebagai lokasi habitat Ketam Kenari

Sebagai implementasi salah satu dari 10 cara baru dalam pengelolaan kawasan konservasi yaitu menjadikan masyarakat sebagai subjek pengelolaan, penyelenggaraan KSDAE harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Oleh sebab itu, sebagai upaya pelestarian Ketam Kenari BBKSDA Papua Barat mendorong terbentuknya Kelompok Tani Hutan di Kepulauan Fam untuk melakukan pemanfaatan secara melalui upaya Penangkaran Ketam Kenari. Diharapkan kegiatan Pelatihn Valuasi Ekonomi yang dilakukan dapat semakin memberikan penguatan terhadap upaya pelestarian dan pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku utama.

Pada pelatihan ini Kepala BBKSDA Papua Barat juga membawakan materi mengenai Strategi Pemanfaatan Ketam Kenari Secara Lestari Melalui Penangkaran. Dalam materinya Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat menegaskan bahwa kehadiran BBKSDA Papua Barat harus mampu men-delivered manfaat langsung dari upaya konservasi Ketam Kenari.bagi masyarakat khususnya di Kepualuan Fam. Turut membawakan materi dalam pelatihan ini Senior Director Marine Program CI Indonesia (Viktor Nikijuluw) dan akademisi Universitas Sam Ratulangi Manado (Prof. Winda Mercedes Mingkid).

Perlu #sobatkonservasi ketahui, kegiatan yang akan berlangsung selama 3 hari ini (6 s.d 8 November 2019) diikuti oleh 37 peserta yang berasal dari Loka PSPL Sorong, BLUD UPTD KKP Raja Ampat, UPTD Pariwisata Raja Ampat, Dinas Pariwisata Raja Ampat, BKKPN Kupang Satker Raja Ampat,UNIPA, Politeknik KP Sorong,  Akademi Perikanan Sorong, UKIP, NGO/LSM, serta Asosiasi yang berkecimpung di Bidang Pariwisata. (SM)