‘Si Merah’ Dari Papua Yang Punya Khasiat Luar Biasa

Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) merupakan jenis tumbuhan asli Papua yang termasuk ke dalam famili Pandanaceae. Dalam bahasa Indonesia disebut buah merah karena buahnya memiliki warna merah cerah dengan bentuk lonjong yang khas. Buah ini memiliki panjang 68- 110 cm dan diameter 10-15 cm, berwarna merah, dan mengandung minyak dalam jumlah besar. Buah merah tersebar secara alami dari Maluku, Papua, Kepulauan Solomon, sampai Kepulauan Pasifik Barat.

Di Papua Barat, buah merah dapat ditemukan di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Meja yang berada di Kabupaten Manokwari. Masyarakat yang ada di sekitar kawasan TWA Gunung Meja sudah lama memanfaatkan buah merah untuk dijadikan obat maupun bahan tambahan makanan. Masyarakat lokal mengkonsumsi buah merah dengan cara mengekstraksi bagian buah dengan pelarut air (infusa), kemudian sari buah merah yang telah terbentuk dapat langsung dikonsumsi ataupun diolah lagi. Pada proses pengolahannya, sari buah merah umumnya dicampur dengan ubi sebagai makanan pokok yang kemudian dikonsumsi bersama dengan lauk. Selain dicampur, sari buah merah juga bisa dikonsumsi langsung dalam bentuk minuman. Buah merah dapat digunakan sebagai minyak makan dan bahan dasar obat, serta diyakini bahwa buah merah dapat mengobati beberapa penyakit degeneratif seperti kanker, arteosklerosis, rheumatoid arthritis, dan stroke (Budi dan Paimin, 2004). Beberapa hasil penelitian mengenai minyak buah merah seperti yang telah dilakukan oleh Sarungallo dkk. 2015 menyimpulkan bahwa ekstrak minyak buah merah mengandung vitamin E (α dan γ-tokoferol), dan β-karoten, menunjukkan adanya aktivitas antioksidan (Rohman dkk, 2010). Lebih lanjut, ekstrak minyak buah merah dapat mencegah pembentukan foam cell pada aorta (Syarkiah dkk, 2008), karsinogenesis paru-paru (Mun’im et al, 2006), dan menurunkan kadar kolesterol total (Rohmawati dan Wuryaningsih, 2007). Kandungan utama sari buah merah adalah asam lemak. Asam lemak yang terdapat dalam sari buah merah terdiri atas asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Kandungan asam lemak paling tinggi adalah asam oleat yaitu antara 40,9%, asam linoleat 5,20%, dan asam palmitoleat 0,78%. Sedangkan asam lemak jenuh didominasi oleh asam palmitat 15,90% dan asam dekanoat sekitar 2%. Selain itu, buah merah mengandung banyak kalori untuk menambah energi, kalsium, serat, protein, vitamin B1, vitamin C. Kandungan kalorinya tinggi, mencapai 400 kilo kalori/100 gram daging buah (Ketaren S, 2008).

Penulis: Riswanto (Pengendali Ekosistem Hutan Pertama Balai Besar KSDA Papua Barat)

 

Daftar Pustaka :

Budi IM, Paimin FR. 2005. Buah merah seri agri sehat. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

Ketaren S. 2008. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Jakrata: UI Press.

Mun‘im, A., Andrajati, R. and Susilowati, H. 2006. Tumorigenesis inhibition of water extract of red fruit (Pandanus conoideus Lam.) on Sprague-Dawley rat female induced by 7,12 dimetilbenz(a)antrasen (DMBA). Indonesia Journal of Pharmaceutical Science.

Rohman, A., Riyanto, S., Yuniarti, N., Saputra, W. R.,Utami, R. & Mulatsih, W. 2010. Antioxidant activity, total phenolic, and total flavaonoid of extracts and fractions of red fruit (Pandanus conoideus Lam). International Food Research Journal.

Rohmawati, N., dan Wuryaningsih, E. W. 2007. “Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus oil) terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus (Rattus norvegicus strain wistar) dengan Diet Aterogenik.”. Laporan Penelitian. Tidak Diterbitkan Jember: Universitas Jember.

Sarungallo dkk, Sifat fisikokimia minyak kasar dan hasil degumming dari buah merah (Pandanus conoideus L.) yang dieksrak secara tradisional merdey. J Agrotek.  2015.

Syarkiah, Fitri, L.E. & PudjirahajuA. 2008. Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Oil) terhadap Pembentukan Foam Cell pada Aorta Tikus Galur Wistar (Rattus norvegicus) dengan Diet Aterogenik. Jurnal Kesehatan Brawijaya.