BALAI BESAR KSDA PAPUA BARAT LAKUKAN PENDIDIKAN KONSERVASI DI KAMPUNG SAPORKREN, KABUPATEN RAJA AMPAT
Zaman yang kian semakin modern, banyak manusia yang lupa akan posisinya di bumi ini. Manusia diberi hak untuk memanfaatkan apa yang ada di bumi ini, namun mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk tetap melestarikan, menjaga dan melindunginya. Dalam upaya agar alam tetap terjaga dan lestari salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan yaitu melalui penyadartahuan berupa pendidikan konservasi.
Pendidikan konservasi merupakan sebuah proses pembelajaran untuk membangun spirit penduduk, tentang lingkungan untuk pembangunan berwawasan masa kini dan memperhatikan generasi masa mendatang. Tujuan pendidikan konservasi adalah untuk membentuk perilaku dan sikap dari elemen masyarakat atau pihak lainnya sehingga terjadi peningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai – nilai dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Kegiatan pendidikan konservasi ini dilakukan oleh Balai besar KSDA Papua Barat bersama Fauna Flora International Programme (FFI-IP’s) Raja Ampat dan volunteer lingkungan pada tanggal 23 – 25 Juni 2022 di salah salah satu kampung penyangga Cagar Alam Waigeo Barat yakni SD YPK Getsemani, Kampung Saporkren, Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat.
Cara terbaik untuk mencetak generasi yang cinta dan peduli akan lingkungan harus di mulai dari sejak kecil. Tidak akan tercipta kader konservasi yang berkualitas tanpa melalui proses pendidikan konservasi. Maka dari itu, SD YPK Getsemani merupakan salah satu target yang tepat untuk dilakukan Pendidikan konservasi sebagai cikal bakal kader konservasi yang akan datang.
Selama proses kegiatan berlangsung terdapat 3 materi yang disampaikan yaitu Materi I Ekosistem Hutan dan Pesisir, Materi II Satwa Liar Sahabatku dan Materi III Harta Karun di Sekitar Kita. Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Waisai Partolongan Manalu mengatakan Pendidikan konservasi ini menargetkan siswa SD yang bertujuan untuk memberikan edukasi atau pengetahuan tentang konsep konservasi sedini mungkin, tentunya dengan pendekatan belajar dan bermain, baik dalam ruangan atau indoor maupun diluar ruangan atau outdoor. Kampung Saporkren yang merupakan Kampung Wisata pertama di Waigeo, adalah habitat alami beberapa satwa endemik Raja Ampat, seperti Cenderawasih Merah, Cenderawasih Botak dan Kuskus Waigeo. Pemahaman konservasi yang diberikan kepada usia muda, diharapkan menjadi solusi terbaik bagi alam mereka sehingga satwa-satwa endemik ini tidak punah dan dapat lestari di alamnya.
Selain pemberian materi di kelas, juga dilakukan praktek lapangan di sekitar Kampung Saporkren untuk mengenali berbagai jenis satwa dan tumbuhan yang ada disekitar Kampung. Adapun hasilnya para siswa berhasil menemukan berbagai jenis satwa dan tumbuhan antara lain, Kupu – Kupu, Belalang, Elang, Kakatua Koki, Capung, Kadal, Lamun, berbagai jenis ikan dan masih banyak lainnya.
Lebih lanjut dikatakan oleh Sari Ramadhan dari FFI-IP’s Raja Ampat, “Bermain bersama anak-anak itu selalu menyenangkan apalagi bisa melihat mereka tumbuh dan mengenal potensi alam yang ada di sekitarnya. Pendidikan konservasi ini benar-benar membuka wawasan bagi mereka, sehingga mereka bisa tahu, dan memunculkan rasa bangga akan kekayaan alam yang ada di lingkungan terdekatnya yaitu hutan dan pesisir di sekitar kampung mereka. Harapannya kedepan, mereka sebagai generasi muda inilah yang akan menjaga pontensi hutan dan pesisir yang ada.
Tak lupa sebelum kegiatan berakhir Kepala Sekolah SD YPK Getsemani Saporkren-Bapak Nikodemus Maray, S.Pd.K menyampaikan kesan dan pesan selama kegiatan berlangsung. Beliau menyatakan bahwa kegiatan Pendidikan konservasi ini sangat membantu anak – anak dalam memahami pentingnya menjaga dan melindungi ekosistem baik di hutan maupun di darat yang ada di Raja Ampat khususnya Kampung Saporkren. Melalui kegiatan ini, Kepala Sekolah SD YPK Getsemani Saporkren menghapkan tumbuhnya nilai – nilai konservasi sehingga alam Kampung Saporkren bisa dinikmati hingga anak cucu kelak.
Penulis: Muhammad Wahyu Hasibuan S.Pi (PEH Balai Besar KSDA Papua Barat)