Ekidna, Kelompok mamalia primitif yang sangat langka dan terancam punah

Ekidna merupakan salah satu kelompok mamalia yang dikategorikan ke dalam famili Tachyglossidae. Secara garis evolusi, ekidna berada di tingkatan paling bawah atau paling primitif. Famili ini terdiri dari 4 jenis yang masih hidup (Tachyglossus aculeatus, Zaglossus bruijnii, Z. attenboroughi, dan Z. bartoni) dan 3 jenis yang telah punah (Zaglossus robusta, Murrayglossus hacketti, Megalibgwilia ramsayi). Ekidna moncong panjang (Zaglossus) dibedakan dengan ekidna mocong pendek (Tachyglossus) berdasarkan moncong yang lebih panjang (indeks sekitar 2x lipat) dan lebih melengkung ke bawah.

  • Berat maksimum yang tercatat untuk Zaglossus adalah sekitar 17 kg, dibandingkan dengan berat maksimum sekitar 7 kg untuk Tachyglossus.
  • Moncong Zaglossus memiliki panjang sekitar 10,5 cm, dibandingkan dengan Tachyglossus sekitar 5,5 cm. Terdapat variasi yang cukup besar antara individu Zaglossus terkait variasi derajakt lekukan moncongnya. Zaglossus juga memiliki perkembangan lidah dan kelenjar ludah yang lebih baik daripada Tachyglossus.

Zaglossus umumnya memiliki rambut yang tebal, bervariasi dari warna coklat muda hingga hitam. Beberapa individu mungkin memiliki tanda putih di wajah, cakar dan bokong. Terdapat juga warna albino. Terdapat banyak variasi dalam hal panjang, distribusi, dan kerapatan durinya. Duri biasanya hanya muncul di bagian permukaan punggung dan samping badannya, tetapi Zaglossus yang ditemukan di Pulau Salawati dilaporkan memiliki duri di permukaan perut. Duri biasanya berwarna terang, meskipun satu jenis telah digambarkan sebagai subspesies yang terpisah (Z. b. nigroaculeata) karena memiliki duri hitam. Bentuk lain memiliki duri hitam berujung putih, dan beberapa individu memiliki campuran duri hitam dan putih. Seperti di Tachyglossus, jantan Zaglossus memiliki taji di kaki belakang dan betina umumnya tidak. Zaglossus memiliki kantung untuk meletakan telur dan anaknya yang masih kecil dengan cara yang sama seperti Tachyglossus, tetapi informasi ini masih harus dikonfirmasi.

Gambar 1. Zaglossus bruijnii atau Ekidna Moncong Panjang Barat di habitatnya

Untuk mendeteksi kehadiran ekidna sangat sulit, dikarenakan sebagian besar waktunya dihabiskan di dalam sarang yang ada di bawah tanah atau di dalam goa karst. Selain itu, ekidna moncong panjang hanya mengeluarkan suara mendengus seperti meniup yang lembut sehingga sulit untuk dideteksi. Ekidna juga memiliki moncong yang dapat mendeteksi aliran listrik (electro-receptor), sehingga mampu mendeteksi mangsa dan predatornya (RS).