Kuskus Totol Waigeo
Indonesia terkenal akan kekayaan keanekargaman hayatinya. Salah satu pusat keanekaragaman hayati di Indonesia adalah Pulau Waigeo. Hanya dengan menelusuri pinggiran hutan di Pulau Waigeo saja, sudah banyak jenis satwa yang dapat kita dijumpai. Bahkan banyak satwa yang merupakan hewan endemic waigeo dan tidak dapat dijumpai di daerah lain.
Salah satu mamalia yang dapat kita jumpai di pulau Waigeo adalah kuskus. Kuskus merupakan salah satu jenis mamalia berkantung yang umumnya hidup secara arboreal, memiliki persebaran yang cukup luas di Papua. Populasi Kuskus tersebar mulai dari hutan mangrove, hutan pantai dataran rendah hingga hutan pegunungan. Kuskus juga dapat dijumpai di kawasan peralihan dan ladang masyarakat.
Di dataran pulau besar Papua dan pulau-pulau sekitarnya terdapat sebanyak 11 jenis yang terdiri dari dua marga (genus) yaitu marga Spilocuscus (kuskus bertotol) dan marga Phalanger (kuskus tidak bertotol). Dari 11 jenis kuskus tersebut tujuh jenis kuskus terdapat di Papua Barat yang terdiri dari Spilocuscus maculatus, S. rufoniger, S. papuaensis, Phalanger orientalis, P. gymnotis, P. vestitus, dan P. permixtio.
Pada September 2021 Balai Besar KSDA Papua Barat melakukan survey kehati di Hutan sekitar Kampung Lopintol, Ditrik Teluk Mayalibit. Salah satu tujuan survey ini adalah mengetahui keberadaan jenis Kuskus di hutan sekitar Kampung Lopintol, Ditrik Teluk Mayalibit serta pemanfaatannya oleh masyarakat.
Kegiatan survey dilaksanakan selama 5(lima) hari dilapangan, dilakukan dengan metode jelajah dan wawancara dengan masyarakat. Jalur jelajah ditempuh sepanjang 17 km dengan lebar jalur 50 meter (25 meter kanan kiri dari sumbu jalur). Lokasi jalur jelajah dilakukan di bekas jalan lingkar Waigeo, jalur jelajah hutan masyarakat, alur sungai dan pinggir pantai. Adapun waktu pelaksanaan survei dilakukan pada pagi hingga sore hari.
Dari hasil survey dapat diketahui jumlah perjumpaan kuskus sebanyak 7(tujuh) ekor dimana ketujuh ekor kuskus tersebut merupakan jenis Spilocuscus papuensis.
Tabel 1. Perjumpaan dengan Kuskus
No | Jenis | Jumlah | Koordinat | Lokasi | |
X | Y | ||||
1 | Spilocuscus papuensis | 1 ekor | 0,321472S | 130,898306E | HPK |
2 | Spilocuscus papuensis | 1 ekor | 0,320611S | 130,897278E | HPK |
3 | Spilocuscus papuensis | 1 ekor | 0,328651S | 130,885917E | CA |
4 | Spilocuscus papuensis | 1 ekor | 0,312409S | 130,884031E | HPK |
5 | Spilocuscus papuensis | 1 ekor | 0,316944S | 130,857723E | CA |
6 | Spilocuscus papuensis | 2 ekor | 0,317295S | 130,895845E | APL |
Morfologi Kuskus Waigeo
Secata tampilan yang mudah digunakan untuk mengenali kuskus waigeo adalah bulu pada kuskus waigeo berwarna dominan putih dengan tutul hitam di tubuhnya sehingga masyarakat juga sering menyebutnya kuskus tutul waigeo. Bola mata kuskus waigeo berwarna coklat kemerahan dengan bentuk celah pupil vertical.
Habitat, Perilaku dan Makanan Kuskus
Kuskus termasuk hewan soliter. Biasanya, mereka sangat pemalu dan berusaha untuk tetap bersembunyi hampir sepanjang waktu. Akan tetapi, kuskus jantan anak menjadi agresif jika ada kuskus jantan lain yang memasuki wilayahnya.
Kuskus jantan menandai wilayah mereka menggunakan cairan yang disemprotkan dari kelenjar aroma mereka. Selain itu, mereka menjilat ranting dan tegakan di wilayah mereka sebagai sinyal bagi kuskus lain untuk menjauh.
Kuskus biasa bermain dan mencari makan di pucuk batang pohon, sesekali juga turun untuk bersantai di cekungan pohon, diakar pohon dan celah bebatuan. Kuskus adalah hewan omnivora tetapi makanan utama kuskus adalah serangga, daun dan buah, sesekali kuskus memakan anak burung dan reptil kecil.
Pemanfaatan Kuskus oleh Masyarakat Lopintol
Dari hasil wawancara dengan masyarakat kampung Lopintol, hingga saat ini warga masyarakat kampung Lopintol tidak ada yang berburu kuskus untuk dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi atau untuk diperjualbelikan. Akan tetapi ada satu dua warga masyarakat yang memelihara kuskus sebagai kesenangan karena tidak sengaja menemukannya di hutan.
Status Perlindungan
Kuskus waigeo (Spilocuscus papuensis) merupakan satwa endemik yang hanya ditemukan di pulau Waigeo. Akibat rendahnya persebaran satwa tersebut maka populasinya dianggap sangat terbatas dan terancam. Status perlindungan kuskus waigeo dalam IUCN masuk dalam kategori vulnerable atau rentan dan CITES Appendix II. Di Indonesia Kuskus Waigeo termasuk satwa dilindungi melalui peraturan perundangan NOMOR P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.