Penertiban Peredaran TSL

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, selama bulan September 2017  Balai Besar KSDA (BBKSDA) Papua Barat  menggelar kegiatan Patroli Rutin Penertiban Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) di Kota dan Kabupaten Sorong. Pelaksanaan patroli ini menindaklanjuti atas maraknya peredaran dan perdagangan TSL yang dilindungi Undang-Undang baik di media sosial maupun melalui informasi dari masyarakat. Selain itu kegiatan patroli ini juga sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat khususnya para pelaku pelanggaran pemanfaatan TSL yang diluar prosedur dan tidak sesuai dengan Undang-Undang agar mendapat pemahaman yang lebih baik tentang perlindungan terhadap TSL yang dilindungi Undang-Undang.

Dari kegiatan patroli ini tim pelaksana berhasil mendapatkan penyerahan satwa oleh masyarakat dari beberapa titik yaitu Rufei, Samping kompleks Angkatan Laut, kilo 12 masuk, dan Makorem. Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat, Ir. R. Basar Manullang, MM menjelaskan “Tumbuhan dan Satwa Liar khususnya di Papua Barat harus kita jaga agar mereka tetap lestari dan terus menghiasi hutan di Papua Barat. Salah satunya melalui kegiatan patroli. Kegiatan Patroli Penertiban ini rutin kita lakukan. Dan melalui kegiatan ini, kita menginginkan adanya peningkatan pemahaman serta kesadaran masyarakat untuk tidak menangkap, memelihara, mengedarkan dan memperjualbelikan jenis TSL yang dilindungi Undang-Undang. Kita pun berharap bahwa stakeholder lain seperti pihak aparat, pemerintah daerah dan masyarakat umum untuk bersama-sama menjaga melindungi TSL dilindungi ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Lantamal XIV Sorong dan juga Korem 171 Sorong atas dukungannya dalam kegiatan patrol ini.”

Hingga press release ini diterbitkan, telah berhasil diamankan beberapa jenis satwa baik dalam keadaan hidup maupun offsetan. Yang dalam keadaan hidup yaitu Kakatua putih jambul kuning (Cacatua galerita) 3 (tiga) ekor; Nuri kepala hitam (Lorius lory) 5 (lima) ekor; Bayan hijau (Lorius roratus) 1 (satu) ekor; Sanca hijau (Morelia viridis) 3 (tiga) ekor; Sanca olive (Liasis olivaeus) 1 (satu) ekor; Sanca batik (Malaypython reticulates) 7 (tujuh) ekor; Dipong albino (Python curtus) 3 (ekor); Milk snake central (Lampropeltis triangulum gentilis) 1 (satu) ekor; King snake (Lampropeltis elapsoides) 2 (dua) ekor, dan Boa pohon (Candoia carinata) 1 (satu) ekor. Sedangkan yang dalam bentuk offsetan yaitu anakan buaya (Crocodillus novaeguineae) 1 (satu) buah); burung alap-alap (Accipitridae sp) 1 (satu) buah; dan tanduk rusa (Cervus timorensis) 1 (satu) buah.

Kegiatan patroli ini merupakan bentuk komitmen Balai Besar KSDA Papua Barat dalam melindungi, menjaga kawasan konservasi beserta keanekaragaman hayati yang ada didalamnya agar tetap lestari. Bagaimanapun, Balai Besar KSDA Papua Barat tidak bisa bekerja sendiri dalam mewujudkannya. Oleh sebab itu, Balai Besar KSDA Papua Barat tidak henti-hentinya mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama melindungi dan menjaga keanekaragaman hayati di Tanah Papua ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *