Pengalaman Konservasi Selama Pandemi
Oleh: Suma Puspita
“Juara 3 dalam kompetisi menulis Balai Besar KSDA Papua Barat”
Apa yang kau tanam itu yang akan kau tuai,
Pepatah diatas mengatakan apa yang kau lakukan sekarang, nantinya akan kau nikmati di masa yang akan datang .
Sudah bukan rahasia lagi, kalau pohon mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan di muka bumi ini.
Sebagai makhluk hidup yang tidak bergerak seperti manusia dan hewan, pohon sering kali tidak dihargai kehadirannya dalam kehidupan kita. Padahal pohon selalu dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan manusia ataupun hewan di bumi.
Salah satu organisasi Komunitas Petualang Alam Tambrauw (KPA) Tambrauw mempunyai program dari tim Divisi Konservasi yang dilaksanakan di masa pandemi melalui kegiatan penanaman 500 bibit pohon, diantaranya yaitu kayu besi, pinang, matoa, dan pohon jambu di kampung Warmon Kokoda, Kab. Sorong, Papua Barat. pada tanggal 27-28 februari 2021.
Bibit tersebut diberikan kepada masyarakat di Kampung Kokoda, yang nantinya akan ditanam dan dirawat agar memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dimasa yang akan datang.
Penanaman pohon dilakukan selama 2 hari yang dilakukan secara bersama–sama oleh anggota KPA Tambrauw dan masyarakat Kampung Kokoda. Pada hari pertama kami menanam bibit pinang di sepanjang jalan masuk area Kampung Kokoda dan juga area taman baca. Kemudian pada hari kedua kami menanam sisa dari bibit yang telah dibawa seperti bibit jambu, pinang, dan kayu besi di area perumahan masyarakat. Adanya kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan penanaman sehingga, kegiatan menjadi cepat selesai dan terlaksana dengan baik.
Melakukan kegiatan penanaman bukan sekadar ajang untuk pencitraan, tetapi memang menjadi program kerja dari tim divisi konservasi KPA Tambrauw. Selain itu, kami bertujuan mengajak seluruh masyarakat untuk menanam dan melestarikan pohon dan berharap masyarakat semakin tergerak untuk mencintai bumi ini. Karna penanaman pohon sejatinya merupakan sebuah upaya yang datang dari hati.
Dari kegiatan konservasi di Kampung Kokoda, saya mendapatkan pengalaman bahwa di tengah pandemi kita bisa melakukan kegiatan positif seperti menanam pohon, dengan tujuan agar hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat secara bersama-sama.
Melalui kegiatan penanaman bibit oleh tim divisi konservasi, diharapkan masyarakat dapat menjaga dan melestarikan bibit tersebut. Kegiatan ini juga mampu memberikan pemahaman kepada para generasi penerus tentang bagaimana cara mengenali jenis-jenis pohon, menjaga, dan melestarikannya agar tidak punah. Hal ini dilakukan antara lain melalui upaya pelestarian dan perlindungan terhadap tumbuhan agar ekosistemnya semakin bertambah.
Namun, ada banyak faktor yang menyebabkan jumlah pepohonan semakin menurun. Salah satu nya, yaitu faktor pertumbuhan penduduk dan kota yang semakin berkembang. Mengingat alam semakin hari semakin memburuk, manusia seharusnya tidak boleh diam saja, kita bisa melestarikannya dengan menanam pohon dirumah atau pun dilingkungan masyarakat .
Menanam itu memberikan manfaat bagi orang lain. Hidup ini harus selalu memberikan manfaat. Tidak selalu harus berbentuk uang. Cukup dengan menanam pohon, orang lain akan merasakan manfaatnya sekarang dan nanti. Ternyata cara untuk bermanfaat untuk orang lain itu mudah bukan?
Jika pohon bisa menghasilkan uang mungkin kebanyakan orang akan berlomba-lomba untuk menanam nya. Tapi sayang, pohon hanya bisa menghasilkan oksigen untuk kita bernafas.
Karena pandemi bukanlah suatu alasan untuk tidak melakukan kegiatan apapun. Maka dari itu menanam pohon pada masa pandemi tentu saja harus dibarengi dengan kewaspadaan dengan menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker dan tidak terlalu berkerumun ketika sedang menanam pohon adalah hal yang penting mengingat keadaan belum begitu baik.
Manfaat menanam pohon memang tidak bisa langsung kita rasakan dalam waktu yang singkat. Namun dimasa depan, kegiatan penanaman pohon sangat berguna bagi anak-anak dan cucu kita kelak, agar mereka bisa tumbuh di lingkungan dengan udara yang bersih dan bebas dari penyakit.