PENGAMATAN SIKLUS HIDUP KUPU KUPU SAYAP BURUNG PRIAMUS Ornithoptera priamus L. DI TWA GUNUNG MEJA STUDI KASUS Demonstration Plot PENANGKARAN KUPU-KUPU SAYAP BURUNG KTH GEIWOR AYAMBORI
Pendahuluan
TWA Gunung Meja merupakan salah satu kawasan konservasi yang berada di Provinsi Papua Barat yang memiliki fungsi utama sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam dan ekosistemnya khususnya untuk kegiatan ekowisata. Keberadaan TWA Gunung Meja memilik peran penting khususnya bagi kota Manokwari karena TWA Gunung Meja berfungsi sebagai penjaga iklim mikro, tempat penyerapan air hujan, penyediaan air bersih, tempat ekowisata dan tempat penelitian. Dengan fungsi penting ini maka perlindungan dan penjagaan terhadap keuuthan kawasan menjadi suatu kewajiban yang harus diwujudkan dengan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam perlindungan dan pelestarian kawasan.
Salah satu jenis satwa yang potensial yang terdapat di dalam kawasan TWA Gunung meja adalah Kupu-Kupu Sayap Burung Priamus yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena bentuk dan ukurannya besar dan memiliki warna yang menarik. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor. P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.20Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis tumbuhan dan satwa yang dlindungi, Kupu-Kupu Sayap Burung Priamus merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi dimana pemanfaatannya dilakukan dengan mekanisme kuota.
Kupu-kupu Sayap Burung Priamus Ornithoptera priamus
Kupu-kupu Sayap Burung Priamus Ornithoptera priamus merupakan salah satu jenis jenis tumbuhan satwa liar yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor. P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.20Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis tumbuhan dan satwa yang dlindungi. Kupu-kupu sayap burung priamus merupakan anggota dari family Papilionidae dan memiliki banyak subspecies. Klasifikasi Kupu-kupu Sayap Burung Priamus Ornithoptera priamus menurut Linnaeus (1758):
Kingdom : Animalia
Phylum : Artropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Familia : Papilionidae
Genus : Ornithoptera
Species : Ornithoptera priamus Linnaeus, 1758
Menurut Smart (1976), kupu-kupu yang berasal dari familia Papilionidae terbagi atas 3 (tiga) kelompok yaitu:
- Jenis-jenis yang memiliki tornus (true-swallow tails) yang meliputi jenis Papilio dan Ornithoptera
- Jenis-jenis yang bentuk sayapnya sempit dan menyerupai bentuk laying-layang (kite swallow tails) yang meliputi jenis Eurytides dan Graphium
- Jenis-jenis pemakan tanaman yang merambat yang mengandung racun (poison eaters) yang meliputi Parodes dan Troides
Pada umumnya bentuk kupu-kupu jantan dan betina serupa, tetapi apada jenis Ornithoptera dan Papilio bentu jantan dan betinanya tidak sama (dimorphism) bahkan beberapa jenis kupu-kupu meisalnya Papilio Memnon betinanya mempunyai bentuk dan pola warna beragam (polymorphism). Makanan ulat Papilionidae adalah dari tumbuhan Aristolochiaceae, Rutaceae, Lauraceae, Annonaceae, dan Umbeliferae. Setiap jenis kupu-kupu dari Papilionidae mempunyai inang yang berbeda, tetapi sebagian besar kupu-kupu yang semarga mempunyai inang yang sama.
Kupu-kupu sayap burung Priamus memiliki ekor pada sayap belakang oleh karena itu disebut kupu-kupu saya burung birdwing atau swallowtail. Menurut Bumantoro (1992) Kupu-Kupu Sayap Burung Ornithoptera priamus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Larva
Larva muda berwarna keabu-abuan atau hitam kecoklatan, larva dewasa seperti beludri hitam kecoklatan. Terdapat duri-duri pendek dan hays di punggunggnya dan berwarna hitam. Pada segmen ketujuh berwarna putih dan membentang kea rah tubuh serta agak condong ke depan yang membentuk garis osterium yang berwarna merah.
Menurut Quinn dan Klym (2009) Di belakang kepalanya terdapat kelenjar osmeterium yang dapat mengembang saat bahaya, kelenjar ini dapat mengeluarkan bau untuk mengusir predator.
- Imago betina
Bagian kepala, antenna, thorax dan kaki berwarna hitam atau hitam kecoklatan, memiliki mata berwarna cokelat dan terdapat garis di punggung. Torax bagian samping seperti berbulu berwarna merah yang kadang-kadang melebar kearah sayap belakang dan perut. Sayap depan seperti beludru hitam atau hitam kecoklatan dengan corak berwarna putih atau cream. Sayap belakang berwarna hitam kecoklayan dengan corak lebar berwarna putih, pada bagian dalamnya terdapat noda hitam.
- Imago jantan
Bagian kepala, antenna dan kaki berwarna hitam, dan torax serta mata berwarna hitam kecoklatan. Tirax bagian samping terdapat bulu-bulu berwarna merah dan di bagian punggung terdapat corak hijau. Perutnya berwarna kuning, orange atau emas terang. Sayap depan seperti beludru hitam kecoklatan dengan garis tebal seperti radial berwarna hijau terang di bagian tepinya dan terdapat corak hijau di bangian tengah. Sayap belakang terdapt bitnik hitam di bagian tepi
Menurut Bumantoro (1992) kupu-kupu memulai musim kawin sepanjang tahun dengan fluktuasi pada bulan maret-april, juli-agustus, oktober-november.
Dalam siklus hidupnya kupu-kupu mengalami metamorfosa sempurna dimana telur menetas menjadi larva yang bentuknya berlainan sama sekali dengan bentuk induknya. Larva mempunyai fase yang disebut instar (5-6 instar) yang ditandai dengan pergantian kulit. Tahap larva merupakan tahap makan dan selanjutnya akan menjadi prepupa dimana tahap ini merupakan tahap peralihan larva menjadi pupa. Tahap pupa merupakan tahap istirahat tapi di dalam tubuhnya berlangsung proses fagositosis terhadap sel-sel penyusun alat-alat tubuh larva kecuali susunan saraf. Substansi hasil proses ini merupakan makanan bagi sekelompok sel-sel yang kelakan akan berkembang membentuk bagianbagain tubuh imago.
Smart dalam Ackery dan Vane-Wright (1984) menyatakan bahwa suatu habitat kupu-kupu dapat hidup dalam beberapa jenis, ada dalam jumlah populasi yang besar dan ada yang kecil. Semua individu-individu jenis dalam habitat tersebut membentuk suatu populasi untuk mempertahankan hidupnya.
Komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah tersedianya vegetasi sebagai sumber pakan dan perlindungan diri. Jika tidak ada vegetasi sebagai sumber pakan atau kurang dari jumlah yang dibutuhan, maka akan terjadi pergerakan kupu-kupu tersebut untuk mencari daerah baru dimana banyak terdapat vegetasi sebagai sumber pakan. Demikian pula halnya dengan vegetasi yang digunakan sebagai tempat berlindung dari serangan predator atau gangguan lainnya dan tempat untuk berkembang biak (Clark dalam Tangim, 1989).
Pakan Kupu-kupu Sayap Burung O. priamus terbagi atas 2 jenis yang disesuaikan dengan fase pertumbuhannya sebagai berikut (Bumantoro, 1992):
- Larva
Jenis tumbuhan yang menjadi sumber makanan pada fase larva adalaha Aistolochia tagala, A. deltantha, A. indica, A. schleteri dan jenis lokal yang belum teridentifikasi. Dari jenis-jenis tersebut yang paling digemari adalah A, tagala atau Angwihui (bhasa hatam) dengan ciri-ciri sebagai yaitu merupakan tumbuhan merambat sekitar 20 m dan memanjat tumbuhan inangnya sekitar 2 m, Panjang daun 6-20cm, tunas tumbuh di setiap ruas sepanjang batang. Tangkai daun bulat Panjang sekitar 3 cm, tangkai bunga bercabng-cabang dengan serbuk sari wrna hiaju ungu dan buah berbentuk bulat berwarna hijau dengan biji berbentuk pipih. Tumbuhan Aristolchia tagala terlihat pada gambar.
- Kupu-kupu dewasa
Terdapat beberapa jenis tumbuhan penghasil nectar yang menjadi sumber makan kupu=kupu deasa yang umumnya berbunga menarik antara lain cechai (bahas hatam) Rhododendron sp, mubre besa san mubre kecil (bahas hatam) serta yang diintroduksi antara lain Hibiscus spp. Poinsettia, Lantan sp, Bougenvillia spp dan Canna sp.
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa proses perkembangbiakan kupu-kupu sayap burung priamus mulai bertelur pada bulan juni dan berkembang biak melalui fase telur, larva, prepupa, pupa dan imago/dewasa disajikan pada Gambar 2-6 berikut:
Data siklus hidup yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian sebagaimana pada Tabel 1.
Tabel 1. Data ukuran dan keadaan tiap fase pada siklus hidup Kupu-Kupu Sayap Burung Priamus Ornithoptera priamus L.
Pembahasan
- Telur
Telur berbentuk bulat berukuran 0,2 cm yang dilapisi cairan putih kekuning-kuningan berfungsi sebagai perekat pada substrat tempat telur diletakkan. Pada umumnya kupu-kupu betina akan meletakkan telurnya pada bagian daun, batang, ranting, atau benda lain di sekitar Aristolochia. Pada Pengamatan di TWA Gunung Meja terdapat telur yang diletakkan di dinding persemaian pada ketinggian tanah sekitar 5-150 cm.
- Larva
Berdasarkan pengamatan di lapangan semakin melimpah pakan larva maka memicu perkembangan larva menjadi semakin cepat. Fase larva berlangsung antara 25-28 hari dengan rata-rata 26 hari, larva yang dapat hidup hingga menjadi prepupa sekitar 100%.
- Prepupa
Larva yang telah dewasa akan berubah menjadi prepupa, perubahan ini ditandai dengan larva yang mengeluarkan cairan dari mulutnya kemudia membuat anyaman pada tempat iya melekat, pada pengamatan ini larva ditemukan menggantungkan dirinya pada daun Aristolochia dan dinding persemaian. Proses pengayaman tali akan berlangsung selama 2-3 hari. Prepupa akan menggantung bila tali pengikat sudah kering dan cukup kuat. Prepupa yang mengantung berukuran sekitar 4-5,9 cm dengan rata-rata Panjang 4,5 cm, lebar badan prepupa adalah 1,2-1,8 dengan rata-rata 1,48 prepupa akan mengantung selama 2-3 hari dengan rata-rata 2,3 hari kemudian prepupa akan melepaskan kulit dan berganti menjadi pupa.
- Pupa
Prepupa kemudian akan menjadi pupa, pupa yang baru terbentuk masih basah dan lunak, seteah 1 hari apabila cuaca cerah maka akan terbentuk pupa yang sebenarnya. Kulit pupa akan mengeras dan berwarna coklat kuning atau hijau kuning kehitaman. Pada pengamatan ini pupa memiliki ukuran Panjang antara 5,7-7 cm dengan rata-rata Panjang 6,68 cm dan lebar sekitar 1,6-2 cm dengan lebar rata-rata 1,76 cm. Pupa menggantung pada ketinggian 50-200 cm dengan rata-rata 120cm dari atas permukaan tanah. Fase ini berlangsung sekitar 27-34 hari rata-rata 32 hari, fase ini lebih singkat dibnding pengamatan Bumantoro (1992) yang berlangsung sekitar 41-70 hari dengan rata-rata 57 hari.
- Imago/dewasa
Setelah 27-34 hari rata-rata 33 hari pupa akan berubah menjadi kupu-kupu dewasa. Kupu-kupu yang baru terbentuk masih dalam keadaan basah dan lemas dan akan menggantung di sekitar bekas pupa hingga kupu-kupu dapat terbang. Kupu-kupu baru akan menggantung selama beberapa jam rata-rat 6 jam tergantung pada kondisi cuaca. Imago kupu-kupu betina berukuran lebih besar dibandingkan jantan. Betina memiliki ukuran bentangan sayap 18cm-20 cm dengan rata-rata 19 cm. Panjang sayap depan 9-10 cm dengan rata-rata 9 cm dan Panjang sayap belakang 5-6cm dengan rata-rata 5,5 cm. jika dibandingkan dengan pengamatan yang dilakukan oleh J. Hougun & A.M. Low (1978 – 1979) yang berlokasi di pegunungan Arfak ukuran tersebut lebih besar dengan Panjang sayap 8-9,5 cm. corak warna pada sayap betina berwarna hitam dengan belang-belang putih pada sayapnya.
Jantan memiliki ukuran bentangan sayap 14-16 cm dengan rata-rata Panjang 15 cm, Panjang sayap depan 7-7,6 cm dengan rata-rata 7 cm, Panjang sayap belakang 4-5 cm dengan rata-rata 4,5 cm. corak warna sayap jantan berwarna hijau sedikit mengkilap dengan corak hitam.
Dalam siklus hidupnya mulai dari fase telur hingga menjadi imago, kupu-kupu memerlukan waktu rata-rata 73 hari dengan rincian fase telur-larva 8 hari (7-8 hari), fase larva-prepupa 27 hari (25-28 hari), fase prepupa-pupa 2,5 hari (2-3 hari), dan fase pupa-imago 33 hari (27-34 hari). Persentase keberhasilan menjadi kupu-kupu dewasa cukup tinggi yaitu 70% dengan rincian fase telur-larva 100%, larva-prepupa 100%, prepupa-pupa 86,670%, dan pupa – imago 66,67%.
Penulis: Meyanti Toding Buak (Penyuluh Kehutanan BBKSDA Papua Barat)
Daftar Pustaka
Balai Besar KSDA Papua Barat. 2012. Rencana Pengelolaan Jangka Pendek TWA Gunung Meja
Bumantoro, Y., 1992. Pengamatan Siklus Hidup Kupu-kupu Sayap Burun Ornithoptera Priamus Poseidon Doleday di Pegunungan Arfak Manokwari. Skripsi sarjan kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih, Manowkari
Haugum, J dan A. M Low, 1978-1979. A Monograph of The Birdwing Butterflies. The Systematios of Ornithoptera, Troides related Genera; Vol.I. The Genus Ornithoptera. Scandinavian Science Press Ltd. Klampenborg. Denmark.
Smart, P. 1976. The Illustrated Encylopedia Of The Butterfly World In Color. Paul Smart Press. New York.
Tangim, M.N., 1986. Beberapa aspek ekologi jenis kupu-kupu Famili Papilionidae dan Potensinya di Taman Wisata Bantimurung Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Institut Pertanian Bogor.
Tsukada, E. and Y. Nishiyama, 1982. Butterflies of The South East Asian Island. Part I. Papilionidae. Plapac C.Ltd. Japan
Peggie, D., Mohammad Amir. 2006. Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Garden. Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Bogor. LIPI. Jakarta. Page 8-10
Parson, M.J. 1980. The Biology and Conservation of Ornithoptera Alexandarae
Peggie, D., 2014. Mengenal Kupu-Kupu, Pandu Askara Publishing. Jakarta.
Quinn, Mike., and Mark Klym, 2009. An Introduction to Butterfly Watching. Diakses pada Agustus 2020.
Vane-Wrihgt, R. G. and P. R. Ackery. 1989. The Biology of Butterflies. Princeton University Pres. New Jersey