BBKSDA PAPUA BARAT TURUT TANGKAL RADIKALISME BIDANG SUMBER DAYA ALAM

IMG_20190407_111240

Sorong 6 April 2019. BBKSDA Papua Barat menghadiri talk show yang diselenggarakan oleh Komando Resor Militer (KOREM) 181/PVT Sorong pada Sabtu Malam 6 April 2019 di Hotel Royal Memberamo Sorong. Talk show yang mengangkat tema “Bersatu Melawan Radikalisme, Terorisme dan Intoleransi” ini diadakan atas dasar maraknya masalah radikalisme, terorisme dan intoleransi diberbagai wilayah di Indonesia. Dalam rangka menekan berkembangnya permasalahan tersebut di wilayah Papua Barat, Tentara Nasional Indonesia (TNI) khususnya KOREM 181/PVT Sorong mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta bersama-sama mencegah berbagai aktivitas yang dapat mengganggu ketentraman kehidupan berbangsa dan bernegara.

Acara yang tidak kurang dihadiri oleh 50 peserta dari berbagai latar belakang seperti TNI, POLRI, Pemerintah Pusat, Pemda, legislatif, BUMN, BUMD, Akademisi, Tokoh masyarakat, pelajar, mahasiswa, tokoh agama, pengusaha, dan NGO dibuka pukul 20.00 WIT oleh Komandan KOREM 181/PVT Brigjen TNI Ignatius Yogo Triyono, MA dengan menekankan pentingnya acara tersebut khususnya dalam memberikan pemahaman bagi masyarakat terkait berkembangnya radikalisme, terorisme dan intoleransi di Indonesia terutama pada kalangan pemuda sebagai generasi penerus bangsa di masa mendatang.

Hadir sebagai narasumber dalam talk show tersebut, Komandan KOREM 181/PVT Sorong, Kapolres Kota Sorong, Anggota DPRD Komisi A Provinsi Papua Barat, Staf Ahli Bupati Pemda Kabupaten Sorong dan Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Sorong. Talk show yang dimoderatori oleh Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Sorong ini membahas peran serta para pihak terkait berkembangnya isu radikalisme, terorisme dan intoleransi di Papua Barat. Ditekankan dalam pembahasan narasumber bahwa radikalisme tidak sepenuhnya berarti negatif. Radikalisme akan berarti negatif apabila pemikiran seseorang/suatu kelompok terhadap suatu hal telah mengakibatkannya melakukan tindakan yang tidak menerima keberadaan orang lain yang berbeda pemikiran, melakukan tindak perusakan, pelanggaran HAM, dan/atau tidak sejalan dengan ideologi bangsa. Dalam rangka pelaksanaan demokrasi yang memberikan kebebasan dalam menyampaikan pemikiran dan aspirasi, di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menganut Pancasila, sudah selayaknya dilandasi oleh dasar adab (norma dan tata krama) dan nilai kemanusiaan sehingga kebebasan dalam menyampaikan pemikiran dan aspirasi tetap memiliki landasan dan batasan-batasan, bukan kebebasan yang membabi buta.

IMG_20190407_111208

Pada kesempatan tersebut, BBKSDA Papua Barat memberikan masukan bahwa pemaknaan radikalisme jangan hanya berfokus pada radikalisme agama dan kehidupan sosial politik saja namun juga harus memperhatikan adanya perkembangan radikalisme dalam pengelolaan sumber daya alam. Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) dilindungi sebagai pihak yang paling lemah dan tidak berdaya jika dibandingkan dengan keberadaan manusia, akan sangat rentan menghadapi teror dan intoleransi. Hal tersebut dibuktikan dengan masih maraknya perdagangan dan pemilikan TSL dilindungi di wilayah Papua Barat. Oleh sebab itu, perlu peran para pihak dalam rangka menangkan radikalisme, terorisme dan intoleransi bidang pengelolaan sumber daya alam.

Talk show bertajuk melawan radikalisme ini ditutup pada pukul 23.00 WIT. Acara yang dimeriahkan juga oleh kehadiran artis ibukota Merry Geboy tersebut diharapkan mampu menumbuhkan peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam menangkal radikalisme, terorisme dan intoleransi di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. (mt)