INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI POTENSI TUMBUHAN OBAT DI SUAKA MARGASATWA MUBRANI KAIRONI
PENDAHULUAN
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegah penyakit. Menurut Departemen Kesehatan RI dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 149/SK/Meenkes/IV/1978 tumbuhan obat adalah tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pemula, bahan baku obat (prokursor) atau tumbuhan yang diekstrak dan digunakan sebagai obat.
Tanah Papua merupakan salah satu pulau di ujung timur Indonesia yang terkenal akan kekayaan alam dan hutan yang masih alami dan terjaga. Selain kaya akan flora dan fauna, Papua juga memiliki keberagaman etnik atau suku dengan kebudayaan yang sudah saling berkaitan dengan alam dan lingkungannya. Hal ini dapat dilihat bagaimana setiap etnik memmiliki cara dan pengetahuannya masing-masing dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar mereka dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Mauro (2000) dan Gadgil et.al.(1993), bahwa kemampuan masyarakat tradisional mengelola sumber daya menjadi bagian penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini, dengan ditemukannya berbagai jenis tumbuhan obat dan khasiatnya.
Salah satu kawasan konservasi yang berada dekat dengan masyarakat Papua adalah Suaka Margasatwa (SM) Mubrani Kaironi. SM Mubrani Kaironi merupakan kawasan suaka alam yang ditunjuk berdasarkan Surat Menteri Kehutanan Nomor: SK.783/Menhut-II/2014 tanggal 22 September 2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Papua Barat. Berdasarkan perhitungan luasan oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XVII Manokwari yang disampaikan melalui surat Kepala Balai Nomor S.27/BPKH.XVII/II/2020, luas Suaka Margasatwa Mubrani Kaironi adalah 249 Ha.
SM Mubrani Kaironi secara administrasi berada pada dua wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Manokwari. Terdapat satu kampung di dalam kawasan SM Mubrani yaitu Kampung Saray. Sedangkan di luar kawasan berbatasan langsung dengan lima kampung yaitu, Kampung Warsnembri, Arfu, Kaironi, Sidey, dan Kasbediri. Berdasarkan adat yang ada dalam masyarakat, garis pantai SM Mubrani Kaironi yang cukup panjang (18 km), membuat daerah pengelolaan hak ulayat adat terbagi menjadi lima marga. Dari ujung timur ke barat masing-masing dikelola oleh Marga Varian (27.63 Ha), Kasbediri-Sora/Infanido (53.33 Ha), Kasi (22.35 Ha), Katobu (70.80 Ha), dan Makamba (102.46 Ha).
Dengan adanya data terkait potensi tumbuhan obat dan ekosistemnya, serta interaksi masyarakat sekitar kawasan dengan sumberdaya, maka diharapkan pengelolaan kawasan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kegiatan inventarisasi dan verifikasi potensi kawasan sangat penting untuk dilakukan sebagai dasar perencanaan pengelolaan dan pengembangan kawasan SM Mubrani Kaironi. Adanya penyusunan dokumen inventarisasi dan identifikasi potensitumbuhan obat di SM Mubrani Kaironi ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar perencanaan dan pengelolaan kawasan konservasi oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat, serta mendukung Rencana Strategis KLHK 2020-2024.
METODOLOGI
Metode Pengambilan Data
Pengambillan Data Tumbuhan Obat dilakukan dengan metode eksplorasi di sepanjang garis pantai dan hutan SM. Mubrani Kaironi. Pada metode eksplorasi dilakukan pencatatan jenis, foto, dan koordinat pada setiap tumbuhan dan satwa yang ditemui di lapangan. Kemudian dilakukan identifikasi nama ilmiah beserta khasiatnya berdasarkan literatur. Selanjutkan data dikompilasi dengan bantuan software microsoft excel, dianalisis lebih lanjut distribusi spesies, kegunaan spesies, status keterancaman (IUCN dan Appendix CITES), dan status perlindungan (P.106/ Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018). Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram dan dideskripsikan pembahasannya.
Analisis Data
Data Tumbuhan Obat yang diamati dan diambil adalah semua jenis tumbuhan yang dijumpai di SM Mubrani Kaironi. Jenis tumbuhan tersebut kemudian diidentifikasi manfaatnya sebagai obat. Hasil akhir yang didapatkan adalah daftar jenis-jenis tumbuhan obat yang ada di SM Mubrani Kaironi.
HASIL
Dari sebanyak 105 jenis tumbuhan yang berhasil didapatkan, terdapat sedikitnya 66 jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat. Pencarian literatur tumbuhan obat dilakukan melalui informasi sekunder yang berasal dari jurnal-jurnal sains hasil peneltian. Meskipun penelitian ini tidak melibatkan masyarakat, namun tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat 66 spesies penting yang dapat digunakan sebagai tumbuhan obat yang berasal dari SM Mubrani Kaironi. Daftar jenis tumbuhan obat beserta kegunaan dan referensinya disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis tumbuhan di SM Mubrani Kaironi yang dapat digunakan sebagai obat
No | Jenis | Famili | Tumbuhan Obat | Referensi |
1 | Canavalia rosea (Sw.) DC. | Fabaceae | tuberculosis, sakit kepala | Moteetee 2016 |
2 | Passiflora foetida L. | Passifloraceae | anti stress, anti resah, insomnia dan untuk relaksasi | Patil et al. 2013 |
3 | Moringa oleifera Lam. | Moringaceae | antibakteri, antiinflamasi, antioksidan, analgesik, antidiabet | Farooq et al. 2012 |
4 | Piper crocatum Ruiz & Pav. | Piperaceae | antibakteri, antimikroba, diabetes, jantung koroner, TBC, Asam urat, batuk, penyakit kelamin | Fadillah 2015 |
5 | Asplenium nidus L. | Aspleniaceae | antibakteri, obat borok, obat penenang, antibiotik | Nath et al. 2013 |
6 | Barringtonia asiatica (L.) Kurz | Lecythidaceae | antijamur, antibakteri, antioksidan | Umaru et al. 2018 |
7 | Horsfieldia irya (Gaertn.) Warb. | Myristicaceae | antimikroba | Khan et al. 2001 |
8 | Crinum asiaticum L. | Amaryllidaceae | antimikroba, antioksidan, tumor, asma, rematik, penyembuh luka | Patel 2017 |
9 | Donax canniformis (G.Forst.) K.Schum | Maranthaceae | antioksidan, antitumor, antimutagenik, antikarsinogenik, antibakteri, dan antifungi | Hidayatullah et al. 2015 |
10 | Asystasia gangetica (L.) T.Anderson | Acanthaceae | asma, diabetes | Sama et al. 2013 |
11 | Cyanthillium cinereum (L.) H.Rob. | Asteraceae | Asma, kanker, kolera, batuk, diare, disentri, | Suja & Varkey 2019 |
12 | Alstonia scholaris (L.) R.Br. | Apocynaceae | asma, malaria, demam, disentri, diare, epilepsi, sakit kulit, gigitan ular | Dey 2011 |
13 | Guettarda speciosa L. | Rubiaceae | Batuk, flu, sakit tenggorokan, diare | Thamizhvanan et al. 2010 |
14 | Flagellaria indica L. | Flagellariaceae | batuk, muntah, saluran kencing, penyembuh luka | Gnanaraj et al. 2015 |
15 | Pandanus polycephalus Lam. | Pandanaceae | Buah sebagai induksi menggugurkan kandungan | PROSEA |
16 | Cocos nucifera L. | Arecaceae | campak | Lense 2012 |
17 | Leucas lavandulifolia Sm. | Lamiaceae | demam, asma, dermatitis, gigitan ular | Makhija et al. 2011 |
18 | Pogostemon auricularius (L.) Hassk. | Lamiaceae | demam, malaria, gigitan ular | satyal et al. 2019 |
19 | Dendrolobium umbellatum (L.) Benth | Fabaceae | demam, malaria, perawatan setelah melahirkan | Fern 2021 |
20 | Trema orientale (L.) Blume | Cannabaceae | diabetes melilitus, gangguan pernapasan, oliguria, malaria | Adinortey et al. 2012 |
21 | Pandanus tectorius Parkinson ex Du Roi | Pandanaceae | diabetes, antioksidan, diare, antibakteri | Baba et al. 2016 |
22 | Croton hirtus L’Hér. | Euphorbiaceae | diabetes, hipertensi, malaria | Acqua et al. 2021 |
23 | Crotalaria pallida Aiton | Fabaceae | diabetes, kelainan saraf | Rouamba et al. 2018 |
24 | Mikania micrantha Kunth | Asteraceae | diabetes, tumor, menaikan imun tubuh | Ishak et al. 2016 |
25 | Ludwigia octovalvis (Jacq.) P.H.Raven | Onagraceae | diare, disentri | Al-Salamn et al. 2012 |
26 | Musa × paradisiaca L. | Musaceae | diare, disentri, diabetes, sariawan, hipertensi, sakit jantung | Imam & Akter 2011 |
27 | Ficus variegata Blume | Moraceae | disentri dan gangguan saluran kemih | Rusli et al. 2019 |
28 | Hibiscus tiliaceus L. | Malvaceae | disentri, tipoid, demam, batuk, tenggorokan kering, infeksi telinga, diare | Shaikh et al. 2009;Ramproshad et al. 2012 |
29 | Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl | Verbenaceae | flu, konstipasi, pencernaan lambat, demam, batuk, bronkitis | Liew & Yong 2016 |
30 | Imperata cylindrica (L.) P.Beauv. | Poaceae | gangguan pencernaan, sakit cacing, disentri, kolera, diare | Lalthanpuni et al. 2018 |
31 | Epipremnum giganteum (Roxb.) Schott | Araceae | inflamasi dan nyeri | Linnet et al. 2009 |
32 | Bidens pilosa L. | Asteraceae | kanker, kelainan metabolik, luka luar | Bartolome et al. 2013 |
33 | Cassytha filiformis L. | Lauraceae | kanker, parasit, meningkatkan kekebalan tubuh | Mytili et al. 2011 |
34 | Adenanthera pavonina L. | Fabaceae | kolera, rematik, kelainan darah, inflamasi,haematuria, diare, borok | Mujahid et al. 2016 |
35 | Gnetum gnemon L. | Gnetaceae | konstipasi, asma, antiinflamasi | PROSEA |
36 | Dactyloctenium aegyptium (L.) Willd. | Poaceae | Konstipasi, diuretik, batuk, disentri | Al-Snafi 2017 |
37 | Euphorbia heterophylla L. | Euphorbiaceae | kontispasi, artritis, reumatik | Falodun 2009 |
38 | Terminalia catappa L. | Combretaceae | kusta, sakit perut, scabies, sakit kepala | Mohale et al. 2009 |
39 | Mimosa pudica L. | Fabaceae | leprosi, disentri, gangguan vagina dan saluran kemih, luka bakar, asma, kelelahan, kelainan darah | Joseph et al. 2013 |
40 | Paspalum conjugatum P.J.Bergius | Poaceae | luka luar | Lense 2012 |
41 | Piper aduncum L. | Piperaceae | luka luar, luka bakar, infeksi, diare | Amri et al. 2020 |
42 | Physalis angulata L. | Solanaceae | malaria, inflamasi, penyembuhan paska melahirkan | Rengifo-salgado & Varga-Arana 2015 |
43 | Piper lanatum Roxb. | Piperaceae | malaria, sakit gigi, rematik, flu, demam | Saleh et al. 2021 |
44 | Persicaria hydropiper (L.) Delarbre | Polygonaceae | memperlancar menstruasi, diare, kulit gatal, pendarahan | Huq et al. 2014 |
45 | Indigofera hirsuta L. | Fabaceae | menaikan imun bayi, sakit perut, diare, sakit kulit | Yasodamma et al. 2014 |
46 | Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze | Dioscoreaceae | menaikan imun tubuh, antimikroba | Vu et al. 2017 |
47 | Premna serratifolia L. | Lamiaceae | menaikan imun tubuh, inflamasi, sakit perut, sakit kulit | Dianita & Jantan 2017 |
48 | Harpullia arborea (Blanco) Radlk. | Sapindaceae | Meningkatkan daya tahan tubuh, anti bakteri | Sharmila et al. 2019 |
49 | Caryota mitis Lour. | Arecaceae | migrain, maagh, gigitan ular, rematik | Sharmila et al. 2019 |
50 | Calophyllum inophyllum L. | Calophyllaceae | penyakit kulit, luka luar, sakit di vagina setelah melahirkan, gonnorhea, bronkitis kronis | Shanmugapriya et al. 2016 |
51 | Epipremnum pinnatum (L.) Engl. | Araceae | penyejuk udara, antimikroba, anti rayap, anti jamur, patah tulang, detoksifikasi | Meshram & Srivastava 2015 |
52 | Melanolepis multiglandulosa (Reinw. ex Blume) Rchb. & Zoll. | Euphorbiaceae | sakit cacing, batuk, konstipasi, TBC, sakit dada, demam | Apostol 2016 |
53 | Spigelia anthelmia L. | Looganiaceae | sakit cacing, sakit jantung, gangguan saraf | de Morais et al. 2002 |
54 | Mitracarpus hirtus (L.) DC. | Rubiaceae | sakit gigi, pusing, sakit liver, diabetes, luka bakar, luka luar | Abiche 2020 |
55 | Acmella uliginosa (Sw.) Cass. | Asteraceae | sakit gigi, sakit perut, luka di mulut dan tenggorokan | Lagnika et al. 2016 |
56 | Cyperus haspan L. | Cyperaceae | sakit ginjal, demam, laktasi | Fern 2021 |
57 | Wollastonia biflora (L.) DC. | Asteraceae | Sakit kepala, pusing, malaria, haematuria | Meena et al. 2011 |
58 | Morinda citrifolia L. | Rubiaceae | sakit kulit, infeksi pernafasan, demam, diabetes, gangguan menstruasi | Ali et al. 2016 |
59 | Sida rhombifolia L. | Malvaceae | sakit kulit, luka luar, inflamasi, rabies, diare, antioksidan | Singh et al. 2018 |
60 | Pongamia pinnata (L.) Pierre | Fabaceae | sakit parah, sakit kulit, luka luar | Muqarrabun et al. 2013 |
61 | Ipomoea pes-caprae (L.) R.Br. | Convolvulaceae | sakit perut, gigitan ular, demam | Nilam et al. 2018 |
62 | Alysicarpus ovalifolius (Schumach.) J.Léonard | Fabaceae | sakit perut, gigitan ular, saluran kemih, demam, alergi kulit | Arya et al. 2016 |
63 | Themeda arguens (L.) Hack. | Poaceae | sakit pinggang, encok | gunadarma |
64 | Aeschynomene aspera L. | Fabaceae | TBC, infeksi kulit, gigitan ular, kelainan menstruasi, cacar | Chittamuri et al. 2012 |
65 | Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb. | Goodeniaceae | tumor, kaki gajah, sakit mata | Rai et al. 2017 |
66 | Manihot esculenta L. | Euphorbiaceae | tumor, sakit cacing, rematik, demam, diare, sakit kepala | Bahekar & Kale 2013 |
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Suaka Margasatwa Mubrani Kaironi memiliki ekosistem yang bervariasi, mulai dari dari ekosistem pantai, hutan pantai, padang rumput, hutan dataran rendah, dan ekosistem estuari dan danau air tawar. Berdasarkan pengamatan di lapangan, ekosistem yang paling rentan adalah ekosistem pantai. Hal tersebut dikarenakan material pasir pantai yang sangat halus, sehingga banyak orang mengambil pasir sebagai bahan bangunan.
Berdasarkan inventarisasi yang dilakukan didapat 105 jenis tumbuhan. Namun berdasarkan identifikasi terhadap manfaatnya sebagai tumbuhan obat, dari 105 jenis tersebut hanya 66 jenis diantaranya yang merupakan tumbuhan obat. Dan semua jenis tumbuhan obat tersebut tidak ada yang masuk dalam daftar jenis dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/Menlhk/Setjen/ Kum.1/12/2018.
Saran
Terdapat beberapa rekomendasi untuk kegiatan kedepan yang akan dilakukan di kawasan SM Murabi Kaironi, yaitu:
Membetuk kelompok-kelompok masyarakat untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kelompok tersebut dapat melibatkan masayarakat Kampung Kaironi, Kampung Saray, Kampung Arfu, dan Kampung Wasnembri yang tinggal di sekitar kawasan SM Mubrani Kaironi. (RS)
Referensi dan bacaan lebih lanjut
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan. 1978. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 149/SK/Menkes/IV/1978 tentang Definisi Tanaman Obat. Jakarta (ID): Kementerian Kesehatan RI.
Al Muqarrabun, L. M. R., Ahmat, N., Ruzaina, S. A. S., Ismail, N. H., & Sahidin, I. (2013). Medicinal uses, phytochemistry and pharmacology of Pongamia pinnata (L.) Pierre: A review. Journal of Ethnopharmacology, 150(2), 395–420. https://doi.org/10.1016/j.jep.2013.08.041
Chittamuri, A., Anchapakula, S., Cheruku, A., Dandu, C., Nimmanapalli, Y., & Chittoor, M. (2012). Phytochemical and antimicrobial studies of a herbal Medicinal plant Aeschynomene aspera L . Leaf extracts. 5(3), 1827–1837.
Dautzenberg, B., Wilde, N. J., Strauss, E., Tulsky, D. S., Beatrix, W., Gods, D., Nederlanden, K. Der, Oranje-nassau, P. Van, Antwerpen, U., Ii, M. H., Slimstuderen, A., Omdat, B., Geneeskunde, A., Om, K., Slimstuderen, A., Omdat, B., Veld, R. M. G. O. P. H. E. T., Thunnissen, E., Von Hippel, P. T., … Timmann, D. (2015). 済無No Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(1), 1–13. http://dx.doi.org/10.1016/j.neuropsychologia.2016.03. 027%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.mri.2013.04.010%0Ahttp://dx.doi.org/10.1162/jocn_a_00409%5Cnhttp://www.mitpressjournals.org/doi/abs/10.1162/jocn_a_00409%0Ahttp://www.med-info.nl/Afwijking_OOGHEELKUNDE
Dey, A. (2011). Alstonia scholaris R.Br. (Apocynaceae): Phytochemistry and pharmacology: A concise review. Journal of Applied Pharmaceutical Science, 1(6), 51–57.
Gadgil Madhav, Fikret Berkes, Carl Folke. 1993. Indigenous. Knowledge for Biodiversity Conservation. Biodiversity: Ecology, Economics, Policy. Ambio 22 (2/3): 151-156.
Huq, A. K. M. M., Jamal, J. A., & Stanslas, J. (2014). Ethnobotanical, phytochemical, pharmacological, and toxicological aspects of persicaria hydropiper (L.) delarbre. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2014. https://doi.org/10.1155/2014/782830
Kadir, M. F., Karmoker, J. R., Alam, M. R., Jahan, S. R., Mahbub, S., & Mia, M. M. K. (2015). Ethnopharmacological survey of medicinal plants used by traditional healers and indigenous people in Chittagong Hill Tracts, Bangladesh, for the treatment of snakebite. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2015. https://doi.org/10.1155/2015/871675
Lagnika, L., Amoussa, A. M. O., Adjileye, R. A. A., Laleye, A., & Sanni, A. (2016). phytochemical assessment of extracts from A cmella uliginosa , a leafy-vegetable consumed in Bénin , West Africa. BMC Complementary and Alternative Medicine, 1–11. https://doi.org/10.1186/s12906-016-1014-3
Mauro Franscesco and Preston D. Hardison. 2000. Traditional Knowledge of Indigenous and Local Communities : International Debate and Policy Initiatives. Ecological Application 10 (5): 1263-1269.
Meshram, A., & Srivastava, N. (2015). Epipremnum aureum (Jade pothos): A multipurpose plant with its medicinal and pharmacological properties. Journal of Critical Reviews, 2(2), 21–25. https://innovareacademics.in/journals/index. php/jcr/article/view/4398/5252
Mythili, S., Gajalakshmi, S., Sathiavelu, A., & Sridharan, T. B. (2011). Pharmacological Activities of Cassytha Filiformis : A Review. 1(1), 77–83.
Nilam, R., Jyoti, P., & Sumitra, C. (2018). Pharmacognostic and phytochemical studies of Ipomoea pes-caprae , an halophyte from Gujarat. 7(1), 11–18.
Patel, D. K. (2017). Crinum asiaticum Linn : A Medicinal Herb as Well as Ornamental Plant in Central India. 6(1), 1–7. https://doi.org/10.19080/IJESNR.2017. 06.555678.
Patil, A. S., Paikrao, H. M., & Patil, S. R. (2013). Passiflora foetida Linn: A complete morphological and phytopharmacological review. International Journal of Pharma and Bio Sciences, 4(1), 285–296.
Setzer, W. N., Plant, A., George, S., Court, S., L, M., Blume, D. L., Lai, G., Giang, K., Tum, K., Chau, L., Son, L., Cai, L., Tho, P., Hue, T. T., & La, S. (n.d.). NPC Natural Product Communications. https://doi.org/10.1177/1934578X1 801300524
Shanmugapriya, Chen, Y., Jothy, S. L., & Sasidharan, S. (2016). Calophyllum inophyllum: A medical plant with multiple curative values. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences, 7(4), 1446–1452.
Suja, S., & Varkey, I. C. (2019). Medicinal and pharmacological values of cyanthillium cinereum ( poovamkurunilla ) extracts : investigating the antibacterial and anti-cancer activity in mcf-7 breast. 6(1), 412–415.
Suvarnalatha, A., Yasodamma, N., Alekhya, C., & Chaithra, D. (2014). Pharmacognostic studies of Indigofera hirsuta L. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 6(4), 111–117.
Taher, M., Amri, M. S., Susanti, D., Abdul Kudos, M. B., Md Nor, N. F. A., & Syukri, Y. (2020). Medicinal uses, phytochemistry, and pharmacological properties of piper aduncum L. Sains Malaysiana, 49(8), 1829–1851. https://doi.org/10.17576/jsm-2020-4908-07.